Tinjauan Pustaka Bill Of Material BOM
Struktur produk atau bill of material (BOM) didifinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung kedalam suatu produk selama proses manufakturing (Gaspersz, 2004). Bill of material yang dipakai untuk perencanaan produksi sering disebut sebagai planning bill of materials (planning BOM ) atau sering disingkat sebagai planning bill. Planning bill tebagi menjadi dua yang pertama planning bill dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau subassemblies untuk pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil daripada produk akhir (end items).
Modular bill of material dan interved bill of material termasuk kedalam kategori planning bill tersebut, sedangkan yang kedua yaitu Planning biil dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponennya (super bill), dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar dari pada produk akhir. Seperti super bill of material, super family bill of material, dan super modular bill of material. Modular bill adalah bill of material yang dapat diatur diseputar modul produk dan merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modular bill mengelompokkan subassemblies dan parts pada unit terhadap semua konfigurasi produk.
Struktur inverted lebih sedikit subassemblies dibandingkan dengan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir bagian tengah adalah assemblies, dan bawah adalah komponen bahan baku (Gaspersz, 2004).
Menganalisis suatu sistem atau cara kerja berarti mencatat secara sistematis, meneliti seluruh kegiatan/operasi, serta menyajikan berbagai fakta dan spesifikasi kerja yang ada pada sistem kerja tersebut. Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk), berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi dapat memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain, Untuk menentukan kebutuhan operator, Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat untuk menentukan tata letak fasilitas, Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja, Alat untuk latihan kerja prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan usulan. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.
Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama, komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator, tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja.
Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah- langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi ( ) adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan ( ) adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas Gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relative singkat Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu.
Bill Of Material (BOM) adalah daftar dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jenis-jenis BOM, antara lain Phantom Bill digunakan untuk meterial yang tidak disimpan, tidak dibuat planned order, Lead time, Lot size = Lot for lot. Modular Bill digunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang berbeda, BOM Explosion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masing-masin komponen. Pseudo Bill Disebut sebagai composite product diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, dll. Psudeo bill adalah bill of material yang menggambarkan produk aktual yang dibuat untuk memudahkan peramalan penjualan. Struktur produk dibagi menjadi dua yaitu implosion dan explosion Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan.
Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time (Erlina, 2002). On Hand adalah posisi inventori awal yang secara fisik tersedia dalam stok, yang merupakan kuantitas dari item yang ada dalam stok. Lot size adalah kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau pemasok. Safety stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan untuk berada dalam inventori yang dijadikan sebagai stok pengaman guna mengatasi frekuensi dalam ramalan penjualan.
Macam-macam Level dalam BOM. Level BOM dibagi menjadi dua yaitu Single Level BOM dan Multi Level BOM. Single Level BOM menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya. Multi Level BOM menggambarkan strktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level yang paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.
*Mohon maaf apabila Ikon atau simbol tidak muncul.
Modular bill of material dan interved bill of material termasuk kedalam kategori planning bill tersebut, sedangkan yang kedua yaitu Planning biil dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponennya (super bill), dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar dari pada produk akhir. Seperti super bill of material, super family bill of material, dan super modular bill of material. Modular bill adalah bill of material yang dapat diatur diseputar modul produk dan merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modular bill mengelompokkan subassemblies dan parts pada unit terhadap semua konfigurasi produk.
Struktur inverted lebih sedikit subassemblies dibandingkan dengan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir bagian tengah adalah assemblies, dan bawah adalah komponen bahan baku (Gaspersz, 2004).
Menganalisis suatu sistem atau cara kerja berarti mencatat secara sistematis, meneliti seluruh kegiatan/operasi, serta menyajikan berbagai fakta dan spesifikasi kerja yang ada pada sistem kerja tersebut. Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk), berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi dapat memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain, Untuk menentukan kebutuhan operator, Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat untuk menentukan tata letak fasilitas, Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja, Alat untuk latihan kerja prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan usulan. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.
Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama, komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator, tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja.
Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah- langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi ( ) adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan ( ) adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas Gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relative singkat Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu.
Bill Of Material (BOM) adalah daftar dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jenis-jenis BOM, antara lain Phantom Bill digunakan untuk meterial yang tidak disimpan, tidak dibuat planned order, Lead time, Lot size = Lot for lot. Modular Bill digunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang berbeda, BOM Explosion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masing-masin komponen. Pseudo Bill Disebut sebagai composite product diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, dll. Psudeo bill adalah bill of material yang menggambarkan produk aktual yang dibuat untuk memudahkan peramalan penjualan. Struktur produk dibagi menjadi dua yaitu implosion dan explosion Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan.
Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time (Erlina, 2002). On Hand adalah posisi inventori awal yang secara fisik tersedia dalam stok, yang merupakan kuantitas dari item yang ada dalam stok. Lot size adalah kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau pemasok. Safety stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan untuk berada dalam inventori yang dijadikan sebagai stok pengaman guna mengatasi frekuensi dalam ramalan penjualan.
Macam-macam Level dalam BOM. Level BOM dibagi menjadi dua yaitu Single Level BOM dan Multi Level BOM. Single Level BOM menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya. Multi Level BOM menggambarkan strktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level yang paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.
*Mohon maaf apabila Ikon atau simbol tidak muncul.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini: