BAB
II
STUDI
LITERATUR
2.1 Menentukan Luas Lantai
Luas
lantai dibutuhkan untuk mesin atau peralatan bisa ditentukan setelah tahu
berapa mesin yang harus diawasi oleh seorang operator. Begitu juga untuk luas
lantai departemen perakitan dapat ditentukan setelah diketahui lebih dulu
jumlah operator perakitan yang dibutuhkan. Beberapa metode yang umum dipakai
untuk menentukan luas lantai adalah (Sorimuda, 2006):
1.
Production-Center
Method, dimana pusat produksi terdiri dari
satu mesin ditambah dengan seluruh peralatan yang diperlukan dan area untuk
operator. Tempat kerja (depan, belakang, kiri, kanan) ditambah ruang perawatan
dan ruang penyimpanan akan didapat luas lantai untuk mesin. Prinsipnya semua
peralatan dan lokasi penyimpanan disusun pada pusat produksi.
2. Roughed-Out Layout
Method, dimana model ditempatkan pada tata
letak yang diperoleh dari estimasi konfigurasi umum dan luas lantai yang
dibutuhkan.
3. Space-Standard Method,
dimana untuk industri-industri yang standar, luas lantai ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Ration Trend dan
Projection Method, penggunaan cara ini
yaitu dengan menetapkan rasio (perbandingan) dari meter kuadrat suatu faktor
yang bisa mengukur atau memprediksi tata letak yang akan diusulkan.
Menurut penulis,
luas lantai digunakan untuk mengetahui
luas lahan yang akan digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan.
2.2 Macam-macam Luas Lantai
Melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan, dibutuhkan beberapa
kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta
fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Perlu dihitung berapa luas lantai yang disiapkan, terutama
untuk kegiatan bagian produksi. Beberapa macam luas lantai
yang umum dipakai adalah (elib.unikom, 2012):
1. Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Receiving)
Luas
lantai gudang bahan baku (Receiving)
adalah luas lantai yang dipergunakan untuk menyimpan bahan baku atau material
yang akan digunakan dalam produksi. Luas lantai gudang bahan baku terbagi
menjadi dua model, yaitu model tumpukan dan model rak. Model tumpukan digunakan untuk material yang rata-rata mempunyai
dimensi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukan kedalam suatu
wadah atau tempat tertentu. Material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan rak, digunakan
untuk material yang berdimensi kecil.
Menurut penulis, luas lantai gudang bahan baku adalah luas lantai yang
digunakan untuk penyimpanan bahan baku yang nantinya akan diproduksi.
2.
Luas Lantai Gudang
Barang Jadi (Shipping)
Menurut
Sritomo (2000) Luas lantai ini berkaitan dengan persiapan-persiapan yang
bersangkutan dengan persediaan daripada produk jadi, guna memenuhi permintaan,
pengepakan, dan pemuatan ke dalam alat pengiriman yang tersedia untuk kemudian
dikirim ke konsumen yang memesannya. Menurut penulis, luas lantai gudang barang
jadi adalah luas lantai yang digunakan untuk menyimpan barang jadi yang akan
dikirimkan kepada konsumen.
3.
Luas Lantai Mesin
Luas lantai mesin (pabrikasi berdasarkan layout
pabrik dan assembling berisikan semua mesin yang digunakan dalam kegiatan
perakitan) juga perlu perhitungan dalam
perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan
dalam perhitungan luas lantai antara lain nama mesin atau peralatan, jumlah esin atau peralatan dan ukuran mesin atau peralatan. Data ini dapat diperoleh dari Multi Product Process Chart (MPPC).
Luas lantai mesin juga perlu diperhatikan luas toleransi.
Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak
mengalami kesulitan sewaktu proses produksi berjalan, dan
diberikan untuk jalannya alat-alat pengangkut bahan dan
barang. Menurut penulis, luas lantai mesin
adalah luas lantai yang digunakan untuk keseluruhan aliran produksi.
4.
Luas Lantai
Perkantoran
Perhitungan luas perkantoran terlebih dahulu harus
diketahui bagian-bagian dari perkantoran dan pelayanan pabrik.
Menurut penulis, luas lantai perkantoran adalah luas lantai yang digunakan
untuk bagian pernkatoran dan pelayanan pabrik. Bagian-bagian tersebut yaitu (elib.unikom, 2012):
a. Bagian umum merupakan fungsi yang melayani seluruh
pabrik, misalnya Tool Room (tempat
penyimpanan peralatan), Tool Crib (tempat menyimpan atau memperbaiki
peralatan yang rusak), ruang rapat, ruang tunggu dan sebagainya.
b. Bagian produksi merupakan bagian yang melayani organisasi
produksi, misalnya Teknik Industri (standar kerja, metode, material handling,
proses), quality control (Receiving, In Process,
Finished Good), Plann Engineering.
- Bagian personil, merupakan fungsi yang melayani atau menangani kebutuhan orang. Misalnya fasilitas kesehatan, kantin, WC, daerah rekreasi atau taman, lapangan parkir, telepon umum dan lain-lain.
- Bangunan fisik, merupakan bagian yang berhubungan dengan kebutuhan fasilitas fisik bangunan, peralatan, utilitas, dan sebagainya. Misalnya fasilitas pemasaran, pembangkit tenaga, garasi, pemadam kebakaran, bengkel peralatan dan sebagainya.
5. Luas Lantai Fasilitas
Besarnya luas lantai fasilitas ini disesuaikan dengan
kebutuhan dari kegiatan produksi. Sebagai contoh apabila sebuah perusahaan
manufaktur yang berskala besar yang mempunyai hasil limbah dan tidak dapat
didaur ulang langsung, maka diperlukan suatu fasilitas khusus untuk mengatasi
permasalahan ini. Diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, seperti areal
pertambangan, daerah parkir, daerah kantin dan lain sebagainya. Dilain hal, penentuan jumlah dan jenis fasilitas yang
diperlukan ini haruslah dilakukan suatu prioritas terhadap
alternatif-alternatif yang ada. Tidak perlu dilupakan satu hal bahwa lokasi atau adanya
fasilitas ini bukanlah merupakan faktor yang mutlak harus ada dalam suatu
perusahaan baik dari segi kuantitas maupun jenis fasilitasnya.
Ketentuan-ketentuan dalam pemilihan fasilitas layanan
harus disesuaikan dengan kondisi manajemen perusahaan yang direncanakan.
Bahwa dalam perusahaan besar jelas memiliki jenis dan
ukuran fasilitas yang berbeda dengan perusahaan kecil.
Menurut penulis, luas lantai fasilitas adalah luas lantai yang disesuaikan
dengan kebutuhan produksi.
2.3 Tipe-tipe Layout
Pemilihan dan penempatan alternatif layout merupakan langkah
yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi, karena disini layout yang dipilih akan menentukan
hubungan fisik dari aktivitas-aktivitas produksi yang berlangsung.
Berikut ini beberapa jenis tata letak fasilitas
berdasarkan aliran produksinya, yaitu sebagai berikut
(Sritomo, 2006):
1. Berdasarkan
aliran produk (Layout by Product)
Didefinisikan sebagai
metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan dalam
satu departemen khusus. Produk akan dikerjakan dari awal sampai akhir didalam
satu departemen khusus untuk membuat produk tersebut tanpa harus
dipindah-pindahkan. Menurut penulis, gambaran tata letak fasilitas pabrik yang
disesuaikan dengan produk yang dihasilkan.
2. Berdasarkan
aliran proses (Layout by Process)
Merupakan metode
pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe
atau macam yang sama dalam sebuah departemen. Semua mesin atau fasilitas
produksi yang memiliki ciri-ciri operasi atau fungsi kerja yang sama diletakkan
dalam sebuah departemen. Menurut penulis, gambaran tata letak fasilitas pabrik
yang disesuaikan dengan proses produksi yang dilakukan.
3. Berdasarkan
posisi tetap (Fixed-Position Layout)
Tata letak berdasarkan
posisi tetap, material dan komponen dari produk utamanya akan tinggal tetap
pada posisi sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, mesin, manusia
serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau
komponen produk utama tersebut. Menurut penulis, gambaran tata letak pabrik
yang sudah ditetapkan suatu perusahaan, sesuai dengan mesin yang digunakan,
proses dan produk yang dihasilkan.
2.4
Data-data Yang Diperlukan Untuk
Perhitungan Luas Lantai.
Perhitungan
luas lantai memerlukan data-data penunjang sebagai kelengkapan hasil
perhitungan. Perhitungan luas lantai tersebut terdiri atas perhitungan luas
lantai bahan baku model tumpukan, mesin dan peralatan dan gudang bahan jadi.
(Modul Praktikum, 2012)
1. Bahan
Baku Model Tumpukan
Terdapat
enam data pokok yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai bahan baku model
tumpukan. Data-data tersebut terdiri atas nomor komponen, nama komponen, jumlah
komponen, tipe material, ukuran per potongan dan produksi per jam.
2. Mesin
dan Peralatan
Perhitungan
luas lantai untuk mesin dan peralatan hanya memiliki empat data pokok.
Data-data tersebut terdiri atas nama mesin atau peralatan, jumlah mesin atau
peralatan, ukuran mesin atau peralatan dan toleransi bahan.
3. Gudang
bahan jadi
Data
pokok dalam perhitungan luas lantai untuk gudang bahan jadi pada dasarnya sama
dengan perhitungan luas lantai untuk bahan baku model tumpukan yaitu adanya
data seperti nomor komponen, nama komponen dan tipe material. Data-data lain
yang terdapat pada perhitungan luas lantai gudang bahan jadi yaitu, potongan
per perakitan, ukuran kemasan (kardus, kaleng, kantong), unit yang tersedia
(isi atau kapasitas dari satu kemasan material) dan efisiensi bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sorimuda. Perencanaan Pabrik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
2006
Laboratorium
Teknik Industri Lanjut. Modul Praktikum Luas
Lantai. Universitas Gunadarma. Bekasi. 2012.
Wignjosoebroto,
Sritomo. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan
Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya. 2000.
Wignjosoebroto,
Sritomo. Pengantar Teknik dan Manajemen
Industri. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya. 2006.
http://elib.unikom.ac.id,
8 Oktober 2012.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini: