BAB
II
STUDI
LITERATUR
2.1 FTC (From To Chart)
From To Chart (FTC) merupakan penggambaran tentang beberapa total OMH
dari suatu bagian aktivitas dalam pabrik menuju pabrik lainnya. Sehingga dari
peta ini dapat dilihat ongkos material
handling secara keseluruhan, mulai dari gudang bahan baku (Receiving) menuju pabrikasi (Assembling) dan terakhir gudang barang
jadi (Shipping). Peta
dari-ke atau From
To Chart (FTC) adalah salah satu teknik yang paling
baru dalam pekerjaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan (Apple, 1990).
From To Chart (FTC) kadang disebut pula sebagai trip
frequency chart atau travel chart yaitu sesuatu teknik
konfensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan
pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk
kondisi-kondisi dimana banyak items yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan
lain-lain. From
To Chart
adalah merupakan adaptasi dari “mileage
chart” yang umumnya dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), angka-angka yang terdapat
dalam suatu From To Chart akan
menunjukan total dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi
dari faktor-faktor ini (Wignjosoebroto, 2003).
FTC secara umum
mempunyai beberapa keuntungan dan kegunaan. Berikut ini keuntungan menggunakan
FTC (Tomkins, 2010), diantaranya:
a.
Menganalisis
perpindahan bahan.
b.
Perencanaan pola
aliran.
c.
Penentuan lokasi
kegiatan.
d.
Perbandingan
pola aliran atau tata letak pengganti.
e.
Pengukuran efisiensi
pola aliran.
f.
Menunjukkan
ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain.
g.
Perinupaan perpindahan
bahan.
h.
Menunjukkan
volume perpindahan antar kegiatan.
i.
Menunjukan keterkaitan
lintas produksi.
j.
Menujukkan
masalah kemungkinan pengendalian produksi.
k.
Perencanaan
keterkaitan antara beberapa produk, komponen, barang bahan dan sebagainya.
l.
Menujukkan
hubungan kuantitatif antara kegiatan dan perpindahan.
m. Pemendekan jarak perjalanan selama proses.
Menurut
pendapat kelompok, From To Chart
merupakan suatu peta yang menampilkan hubungan suatu data terutama pada ongkos
penanganan bahan yang dilihat dalam bentuk gambar. FTC dapat menggambarkan
besarnya kedekatan hubungan aliran antar mesin yang terjadi.
2.2
Rumus From To Chart
(FTC)
From to Chart (FTC)
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu FTC
Frekuensi, FTC Inflow dan FTC Outflow. Melalui FTC frekuensi dapat
digunakan untuk melakukan perhitungan
langkah selanjutnya, yaitu perhitungan untuk FTC Inflow dan FTC Outflow (Wignjosoebroto, 2000). Berikut ini Tabel FTC
Frekuensi:
Tabel 2.1
From To Chart (FTC)
From/To
|
R
|
F1
|
F2
|
F3
|
F4
|
A1
|
S
|
Jumlah
|
R
|
||||||||
F1
|
||||||||
F2
|
||||||||
F3
|
||||||||
F4
|
||||||||
A1
|
||||||||
S
|
||||||||
Jumlah
|
(Sumber: Lab
Industri Lanjut, 2012)
Kode pada tabel 2.1
untuk proses yang digunakan
diambil dari data-data proses pengerjaan pada Ongkos Material Handling. Kode untuk proses pengerjaan
tersebut meliputi:
R = Receiving
F1 = Mesin
dalam fabrikasi 1
F2 = Mesin dalam fabrikasi 2
F3 = Mesin dalam fabrikasi 3
F4 = Mesin dalam fabrikasi 4
A1 = Assembling
S = Shipping
FTC Inflow
adalah suatu koefisien atas ongkos pada FTC
dilihat dari
ongkos yang masuk dari suatu mesin. Berikut
ini rumus yang digunakan dalam FTC Inflow:
FTC Outflow
adalah suatu koefisien atas ongkos pada FTC dilihat
dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut
ini rumus yang digunakan dalam FTC Outflow:
Referensi
perhitungan inflow-outflow dari OMH
dan FTC, yaitu ongkos yang dibutuhkan untuk material
handling dari satu mesin ke mesin lainnya dan sebaliknya (elib.unicom, 2012). Berikut gambar yang menunjukan ongkos yang
diperoleh dari ongkos material handling.
Gambar 2.1 inflow
dan outflow
(Sumber: elib.unicom, 2012)
Menurut
pendapat kelompok, FTC diperoleh berdasarkan input yang dicari seperti FTC inflow dan FTC outflow. Input tersebut dihasilkan berdasarkan ongkos yang masuk
dalam tiap departemen atau mesin.
2.3
Tabel Skala Prioritas (TSP)
Tabel Skala Prioritas (TSP) adalah suatu tabel yang
menggambarkan urutan prioritas antar departemen atau mesin dalam suatu layout
produksi dimana urutan prioritas antar departemen tersebut merupakan letak
departemen optimal yang didapat dari hasil outflow
dengan letak departemen sebelumnya. Input TSP didapat dari hasil perhitungan
yaitu Tabel OMH, Routing Sheet, MPPC serta FTC outflow dan FTC inflow.dimana
prioritas diurutkan berdasarkan harga koefisien terbesar yang merupakan
prioritas satu dan begitu selanjutnya untuk prioritas dua, tiga dan selanjutnya
(Apple, 1990).
Tabel Skala Prioritas (TSP) merupakan suatu tabel yang
menggambarkan urutan prioritas antara dpartemen atau mesin dalam suatu lintas
atau layout produksi. Pada pembuatan tabel skala prioritas (TSP) ada beberapa
tujuan pembuatan dalam pembuatan tabel skala prioritas dan tujuan dari
pembuatan tabel skala prioritas adalah sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2003):
a.
Untuk meminimumkan ongkos.
b.
Memperkecil jarak handling.
c.
Mengoptimalkan layout.
Gambar 2.1 Input proses
dalam suatu pengerjaan FTC dan TSP
(Sumber: elib.unicom, 2012)
Menurut
pendapat kelompok, TSP merupakan suatu tabel yang didasari derajat kedekatan
hubungan antara fasilitas-fasilitas atau mesin produksi. Hubungan tersebut
dapat dilihat pada FTC inflow dan FTC
outflow, dimana tiap prioritas dalam tabel TSP menunjukan hubungan yang
digunakan dalam activity relationship
diagram (ARD). Berikut ini tabel skala prioritas (TSP):
Tabel 2.2 Tabel
Skala Prioritas (TSP)
Departemen/Mesin
|
Prioritas
|
||
I
|
II
|
III
|
|
R
|
|||
F1
|
|||
F2
|
|||
F3
|
|||
F4
|
|||
A1
|
|||
S
|
(Sumber: Lab industri lanjut, 2012)
Berdasarkan
tabel 2.2 Ongkos dengan harga koefisien terbesar
menjadi prioritas utama dan seterusnya sampai harga koefisien terkecil dan
jumlah prioritas ditentukan berdasarkan banyaknya frekuensi yang masuk ke salah
satu departemen. Perlu diketahui
bahwa skala prioritas yang diutamakan pada penyusunan tata letak ini adalah
skala prioritas 1.
2.4
Activity Relationship Diagram
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah diagram hubungan
antar aktivitas (departemen atau mesin)
berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan ongkos handling minimum. Dasar untuk membuat
ARD adalah TSP, jadi yang menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan
letaknya lalu diikuti prioritas berikutnya. Area pada ARD diasumsikan sama,
baru pada revisi disesuaikan berdasarkan ARD ini dan areanya sesuai dengan luas
dari masing-masing aktivitas yang diperkecil dengan skala tertentu (elib.unicom 2012). Berikut ini tabel ketentuan dalam ARD dalam mencari
urutan aliran (Lab industri lanjut. 2012):
Tabel 2.3 Skema Activity Relationship Diagram (ARD)
IV
|
III
|
IV
|
||
IV
|
II
|
I
|
II
|
IV
|
III
|
I
|
M
|
I
|
III
|
IV
|
II
|
I
|
II
|
IV
|
IV
|
III
|
IV
|
(Sumber: Lab industri lanjut, 2012)
Pembuatan diagram dalam skema activity
relationship diagram (ARD) memiliki beberapa tujuan. Berikut ini tujuan dari ARD (kk.mercubuana, 2012):
a.
Menentukan letak lokasi departemen yang satu dengan departemen yang lain.
b.
Menggambarkan hubungan derajat kepentingan antar kegiatan, dan membantu perencana untuk menghubungkan masing-masing
kegiatan secara tepat.
Penggambaran ARD memiliki beberapa macam kegunaan.
Berikut ini keuntungan dari pembuatan ARD:
a.
Pembagian wilayah kegiatan menjadi sistematis.
b.
Memudahkan proses tata letak.
c.
Meminimumkan ruangan yang tidak terpakai.
d.
Menterjemahkan perkiraan area ke dalam suatu peraturan pendahuluan dalam
bentuk yang dapat dilihat.
e.
Memberikan perkiraan luas letak.
f.
Menjamin ruang yang cukup.
g.
Dasar bagi perencanaan selanjutnya.
Menurut
pendapat kelompok, ARD adalah diagram yang menghubungkan antar departemen atau
mesin yang dihasilkan berdasarkan Tabel Skala Prioritas. Diagram tersebut
nantinya akan memberikan gambaran ruangan sehingga dapat memudahkan proses
dalam tata letak.
DAFTAR PUSTAKA
Apple,
James M. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: Penerbit
ITB.
Lab industri lanjut. 2012. Modul IV FTC, TSP dan ARD. Universitas Gunadarma
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.
Wigjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna
widya.
Tompkins, J.A. 2010. Facilities
Planning. John Wiley and Sons, Inc. USA.
http://elib.unikom.ac.id,
04
November
2012.
http://kk.mercubuana.ac.id, 05 November 2012
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini: