BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Analisis Sampling Kerja (Work Sampling)
Work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kerja dari mesin, proses atau operator (Sritomo, 1992). Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja ini sama halnya dengan pengukuran kerja menggunakan jam henti, yaitu diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Teknik sampling kerja ini pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktifitas penelitiannya di industri tekstil. tetapi karena kegunaannya cara ini kemudian dipakai di negara-negara lain secara lebih luas. dari namanya dapat diduga bahwa cara ini menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu statistik. cara jam henti sebenarnya juga menggunakan ilmu statistik, tetapi pada sampling pekerjaan hal ini tampak lebih nyata (Sutalaksana, 1979).
Pengukuran waktu jam henti, merupakan cara langsung karena dilakukan dengan melakukan pengukuran secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan. Bedanya dengan cara jam henti adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada di tempat pekerjaan melainkan mengamati (di tempat pekerjaan) hanya pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak.
Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja atau operator. pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (http://www.apk.lab.uii.ac.id//modul/regular/Work_Sampling).
Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random).
Sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi trsebut. apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari populasinya
(http://www.apk.lab.uii.ac.id//modul/regular/Work_Sampling).
Perbedaannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Perbedaan Stopwatch dengan Work Sampling.
Tabel 2.1 Perbedaan Stopwatch dengan Work Sampling
Stopwatch | Work Sampling |
Pekerjaan rutin dan monoton | Pekerjaan bervariasi dan tidak rutin |
Umumnya mengamati 1 orang | Dapat mengamati beberapa orang |
Perhitungan berdasarkan waktu | Berdasarkan proporsi |
Siklus pekerjaan pendek & jelas | Siklus tidak jelas |
Pengamatan kontinu | Pengamatan diskrit |
2.1.1. Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. terdapat dua jenis pengukuran, yaitu:
a. Pengukuran secara langsung
Pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja maka yang terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. Terdapat dua buah pengukuran kerja secara langsung yaitu, pengukuran Jam henti (stop watch Time Study) dan Work Sampling.
b. Pengukuran secara tidak langsung
Pengukuran secara tidak langsung merupakan pengukuran waktu yang ditunjukkan untuk mendapatkan waktu terbaik yang dibutuhkan secara normal. Terdapat dua buah pengukuran secara tidak langsung yaitu, data waktu baku (standar data), dan data waktu gerakan.
Kedua jenis pengukuran diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada metode-metode diatas:
1. Pengukuran secara langsung
a. Kelebihan yaitu Praktis, mencatat waktu saja tanpa harus menggunakan pekerjaan kedalam elemen-elemen pekerjaannya.
b. Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal.
2. Pengukuran secara tidak langsung :
1. Kelebihan
a. Waktu relatif singkat, tanpa mencatat elemen-elemen gerakan pekerja satu persatu.
b. Biaya lebih murah.
c. Prediterminded, kemampuan memprediksi suatu penyelesaian pekerjaan.
2. Kekurangan
a. Belum ada tabel data waktu gerakan yang menyeluruh.
b. Tabel yang digunkan adalah untuk orang eropa.
c. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi.
2.2 Bekerjanya Sampling Pekerjaan
Sampling pekerjaan dilakukan secara sesaat-sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Sebenarnya pengamatan sesaat-sesaat pada waktu yang acak tidak berbeda dengan seorang mahasiswa yang mengunjungi temannya di rumah. Kunjungan ini biasanya dilakukan pada waktu yang tidak tentu. Jika mahasiswa A ini mengunjungi temannya pada waktu-waktu yang tidak tertentu seperti demikian, dapat dikatakan mahasiswa A melakukan kunjungan pada waktu yang acak. Misalkan mahasiswa A telah melakukan 10 kali kunjungan dan diantaranya tidak menjumpai temannya karena sedang tidak berada di rumah. Berdasaran pengalaman ini mahasiswa A akan menyimpulkan bahwa temannya sering tidak berada di rumah. Jika mahasiswa A melakukan kunjungan lagi, 100 kali misalnya, dan dari keseratus kunjungan ini temannya tidak dijumpai sebanyak 75 kali, maka sekarang mahasiswa A mengambil kesimpulan bahwa tujuh puluh lima persen waktu temannya tidak dihabiskan di rumah. kesimpulan tentang ada tidaknya suatu kejadian dapat disampaikan melalui kunjungan-kunjungan. Kunjungan-kunjungan dilaksanakan untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat kerja yang bersangkutan.
Agar kesimpulan yang diambil lebih tepat, yaitu tidak sekedar mengira-ngira, diperlukan teknik tertentu yang secara statistik dikenal sebagai sampling perbandingan populasi atau sampling for estimating population proportion (Sutalaksana, 1979).
2.3 Kegunaan-kegunaan Work Sampling
Work sampling mempunyai beberapa kegunaan lain yang telah dikemukakan, sampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang produksi sampling untuk menghitung waktu penyelesaian. kegunaan-kegunaan tersebut adalah (Sutalaksana, 1979):
a. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.
b. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik.
c. Untuk menetukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung.
d. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan
2.4 Langkah-langkah Sebelum Melakukan Sampling Pekerjaan.
Mengetahui pada dasarnya langkah-langkah dalam melakukan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan yang diketengahkan pada cara jam henti. Begitu pula langkah-langkah yang dijalankan sebelum sampling dilakukan adalah:
a. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling pekerjaan dilakukan, yang akan menetukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b. Jika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik. Jika belum, perbaikan-perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan dahulu.
c. Memilih pekerja-pekerja yang baik.
d. Bila perlu mengadakan latihan bagi para operator yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan.
e. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
f. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa papan pengamatan, lembaran-lembaran pengamatan, pena atau pensil (Sutalaksana, 1979).
2.5 Melakukan Sampling
Cara untuk melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu terdiri dari:
a. Melakukan sampling pendahuluan.
b. Pengujian keseragaman data, bertujuan untuk menentukan batas kontrol atas
(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB).
Sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu terdiri dari tiga langkah yaitu melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan. langkah-langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diperlukan. langkah sampling pendahuluan dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari 30. Pada langkah pengujian keseragaman data, kita tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. rumus untuk mencari BKA dan BKB adalah sebagai berikut (Sutalaksana,1979):
dan N adalah jumlah hari pengamatan.
Untuk menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan, diperlukan tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan. Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan 95 % diketahui melalui rumus:
dimana k adalah konstanta, dan S adalah tingkat ketelitian.
2.6 Sampling Pekerjaan Untuk Menghitung Kelonggaran2.7 Penggunaan Tabel Angka Acak Dalam Work Sampling
Pengamatan yang dilakukan dalam work sampling haruslah ditentukan secara acak (random). Oleh karena itu, maka penggunaan tabel angka acak merupakan metode yang terbaik guna menjamin bahwa sampel pengamatan yang diambil benar-benar dipilih secara acak. Tabel angka acak terutama sekali dapat dipakai sebagai alat untuk menetapkan waktu setiap harinya, dimana pengamatan harus dilaksanakan (Sritomo, 1992).
Menentukan waktu secara acak, berulang kali telah kita sebutkan bahwa kunjungan-kunjungan dilakukan dalam waktu-waktu yang ditentukan secara acak. untuk ini biasanya satu hari kerja dibagi ke dalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu-satuan waktu tidak terlampau singkat dan juga tidak terlampau panjang. Berdasarkan satuan-satuan waktu inilah saat-saat kunjungan ditentukan. telah dikatakan bahwa panjang satu-satuan waktu tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang. Untuk yang pertama kalinya sudah jelas, yaitu bila terlalu pendek misalkan satu menit, kemungkinan mendapatkan dua atau lebih kunjungan berturut-turut setiap satu menit sekali tentunya menyulitkan. Untuk yang kedua mudah pula dimengerti, yang akan menyebabkan jumlah kunjungan per hari terbatas yang berarti akan menjadikan masa pengamatan sampling pekerjaan lebih lama (Sutalaksana,1979).
2.8 Menghitung Waktu Baku
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk mengetahui waktu baku, maka waktu siklus dan waktu normal harus diketahui terlebih dahulu. manfaat dari waktu baku adalah sebagai berikut (Sritomo, 1992):
a. Man Power Planning.
b. Estimasi biaya-biaya untuk upah kerja.
c. Penjadwalan produksi dan penganggaran.
d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan intsestif bagi pekerja yang
berprestasi.
e. Indikasi keluaran untuk mampu dihasilkan oleh pekerja.
NB : tulisan data diatas merupakan hasil tugas kelompok berdasarkan refrensi yang sah.
makasih,, sngat membantu untuk pemahaman dan penyelesaian tugas...
ReplyDeletemakasih ya,,, membantu bgt,buat pemahaman dan tugas...
ReplyDeletethank u...
ReplyDelete@ISLAMIYATI miya Sama-sama semoga bermanfaat
ReplyDeleteterimakasih pak artikel bermanfaat sekali ini
ReplyDelete